Selisih Tipis! Tim Diksatrasia Wakili FKIP Tampil memukau hadapi FISIP di KDMU 2025

SUMEDANG - Kompetisi Debat Mahasiswa Universitas Sebelas April (KDMU) 2025 telah sukses digelar dengan mengusung tema "Suara Muda, Arah Bangsa: Menumbuhkan Nalar Kritis Mahasiswa dalam Isu Sosial dan Politik". Acara yang berlangsung di Aula HES Universitas Sebelas April pada Rabu, 11 Juni 2025 ini menampilkan pertarungan sengit antar fakultas dengan tim debat dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Diksatrasia) mewakili Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang tampil memukau.

KDMU 2025 merupakan kompetisi debat yang diikuti oleh 6 tim dari seluruh fakultas di UNSAP, dengan setiap fakultas mengirimkan satu tim beranggotakan 4 orang. Kompetisi ini menggunakan sistem British Parliamentary, yang menjadi pengalaman baru bagi para peserta yang biasanya menggunakan format Asian Parliamentary.

Format debat terdiri dari tiga babak penyisihan, babak semifinal, dan babak final. Setiap pertandingan mempertemukan dua tim: tim Government (mendukung mosi) dan tim Opposition (menentang mosi), dengan durasi debat 48 menit untuk setiap sesi.

Tim debat Diksatrasia yang mewakili FKIP terdiri dari empat mahasiswa pilihan yang berperan sesuai dengan sistem British Parliamentary:
1. Koswara Hendrawan- Berperan sebagai Prime Minister, pembuka debat yang bertanggung jawab mendefinisikan mosi dan membangun kerangka argumen tim Government
2. Satya Lesmana - Berperan sebagai Deputy Prime Minister, yang bertugas membela kerangka argumen dan menambahkan argumen baru
3. Nida Latifah - Berperan sebagai Member of Government, pembuka paruh kedua debat yang menyampaikan extension (argumen baru)
4. Siti Zahra Salsabila - Berperan sebagai Government Whip, penutup debat dari sisi Government yang menyimpulkan seluruh argumen tim

Dalam babak yang sangat dinantikan, tim Diksatrasia FKIP berhadapan langsung dengan tim debat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Pertandingan berlangsung sangat ketat dan menunjukkan kualitas debat yang tinggi dari kedua belah pihak.

Meskipun pada akhirnya tim FISIP berhasil unggul, namun selisih skor yang sangat tipis menunjukkan bahwa pertarungan berlangsung sangat sengit. Perbedaan poin yang minimal ini membuktikan kemampuan debat yang hampir setara antara kedua fakultas.

"Luar biasa sekali untuk menggali potensi yang dimiliki oleh mahasiswa UNSAP, saya berharap acara ini dapat diadakan setiap tahun untuk memotivasi mahasiswa, lebih jauh, saya berharap pemenang dari KDMU dapat bertanding mewakili UNSAP di KDMI (Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia). Namun sedikit catatan untuk panitia KDMU, mungkin di tahun depan acara yang diadakan bisa lebih dipersiapkan lagi dan tidak mendadak, agar dari peserta pun dapat mempersiapkan segalanya dengan baik," ungkap Nida sebagai member of government.

"Pengalaman debat ini sangat menambah wawasan saya sebagai mahasiswa dan juga peserta debat, karena biasanya pelaksanaan debat memakai Asian Parliamentary, namun di KDMU ini, pelaksanaan debat menggunakan British Parliamentary. Hal ini menambah wawasan saya dan rekan-rekan untuk mempelajari British Parliamentary secara lebih dalam," tambah nida.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UNSAP ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi agenda tahunan yang semakin berkualitas. Masukan dari peserta seperti Nida Latifah menunjukkan antusiasme tinggi mahasiswa terhadap kompetisi debat dan keinginan untuk terus berkembang di tingkat yang lebih tinggi.

Performa tim Diksatrasia dalam kompetisi ini patut diapresiasi. Kemampuan mereka dalam menyampaikan argumen, melakukan sanggahan, dan mempertahankan posisi. Pengalaman berharga ini tidak hanya mengasah kemampuan debat, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang sistem debat British Parliamentary yang berbeda dari format yang biasa digunakan. Kompetisi ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pengembangan kemampuan akademik dan non-akademik.

Penulis: Melia Fitriani